Gugatan Sederhana Ekonomi Syariah
 
Perkara ekonomi syariah dapat diajukan dalam bentuk gugatan sederhana atau gugatan dengan acara biasa.
Penanganan perkara ekonomi syariah dengan cara sederhana mengacu kepada Perma 2/2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana atau biasa dikenal dengan istilah small claims court. Sementara itu, penanganan perkara ekonomi syariah dengan cara biasa tetap mengacu kepada pelbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berikut Matrik perbedaan Cara Sederhana dengan Cara Biasa
| 
 Aspek  | 
 Cara Sederhana  | 
 Cara Biasa  | 
| 
 Nilai gugatan  | 
 Paling banyak Rp500 juta  | 
 Lebih dari Rp500 juta  | 
| 
 Domisili para pihak  | 
 Penggugat dan tergugat berdomisili di wilayah hukum yang sama  | 
 Penggugat dan tergugat tidak harus berdomisili di wilayah hukum yang sama  | 
| 
 Jumlah para pihak  | 
 Penggugat dan tergugat masing-masing tidak boleh lebih dari satu, kecuali punya kepentingan hukum yang sama  | 
 Penggugat dan tergugat masing-masing boleh lebih dari satu  | 
| 
 Alamat tergugat  | 
 Harus diketahui  | 
 Tidak harus diketahui  | 
| 
 Pendaftaran perkara  | 
 Menggunakan blanko gugatan  | 
 Membuat surat gugatan  | 
| 
 Pengajuan bukti-bukti  | 
 Harus bersamaan dengan pendaftaran perkara  | 
 Pada saat sidang beragenda pembuktian  | 
| 
 Pendaftaran perkara, penunjukan hakim dan panitera sidang  | 
 Paling lama 2 hari  | 
 Paling lama hari  | 
| 
 Pemeriksa dan pemutus  | 
 Hakim tunggal  | 
 Majelis hakim  | 
| 
 Pemeriksaan pendahuluan  | 
 Ada  | 
 Tidak ada  | 
| 
 Mediasi  | 
 Tidak ada  | 
 Ada  | 
| 
 Kehadiran para pihak  | 
 Penggugat dan tergugat wajib menghadiri setiap persidangan secara langsung (impersonal), meski punya kuasa hukum  | 
 Penggugat dan tergugat tidak wajib menghadiri setiap persidangan secara langsung (impersonal)  | 
| 
 Konsekwensi ketidakhadiran penggugat pada sidang pertama tanpa alasan yang sah  | 
 Gugatan dinyatakan gugur  | 
 Gugatan tidak dinyatakan gugur  | 
| 
 Pemeriksaan perkara  | 
 Hanya gugatan dan jawaban  | 
 Dimungkinkan adanya tuntutan provisi, eksepsi, rekonvensi, intervensi, replik, duplik, dan kesimpulan  | 
| 
 Batas waktu penyelesaian perkara  | 
 25 hari sejak sidang pertama  | 
 5 bulan  | 
| 
 Penyampaian putusan  | 
 Paling lambat 2 hari sejak putusan diucapkan  | 
 Paling lambat 7 hari sejak putusan diucapkan  | 
| 
 Upaya hukum dan batas waktu penyelesaiannya  | 
 Keberatan (7 hari sejak majelis hakim ditetapkan)  | 
 Banding (3 bulan), kasasi (3 bulan) dan peninjauan kembali (3 bulan)  | 
| 
 Batas waktu pendaftaran upaya hukum  | 
 7 hari sejak putusan diucapkan atau diberitahukan  | 
 14 hari sejak putusan diucapkan atau diberitahukan  | 
| 
 Kewenangan pengadilan tingkat banding dan MA  | 
 Tidak ada  | 
 Ada  |